Category Archives: Tafsir

Boros (Isrâf) dan Mubadzir (Tabdzîr)

Sebagian orang memandang bahwa berinfaq dalam jumlah banyak adalah tercela, begitu juga banyak belanja untuk perkara yang tidak terlalu penting, seperti sudah punya satu buah handphone maka tidak boleh membeli satu atau dua buah lagi. Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا، إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“… Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan” (QS. Al Isra : 26-27)

Read the rest of this entry

Tidak Berhukum Dengan Hukum Allah

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. al-Maidah: 44).

Imam Al Baghawi (w. 510 H) dalam tafsirnya, Ma’âlim al-Tanzîl, menyatakan bahwa Ikrimah menjelaskan maksud ayat tersebut:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ جَاحِدًا بِهِ فَقَدْ كَفَرَ، وَمَنْ أَقَرَّ بِهِ وَلَمْ يَحْكُمْ بِهِ فَهُوَ ظَالِمٌ فَاسِقٌ

“Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah karena mengingkarinya maka dia sungguh telah kafir, barang siapa yang mengakui hukum Allah namun tidak menjalankannya maka dia zalim fasik.” [1]

Read the rest of this entry

Kemana Engkau Gantungkan Harapan?

 

اللَّهُ الصَّمَدُ

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al-lkhlas: 2)

Tentang maksud ayat ini, Ikrimah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas r.a:

يَعْنِي الَّذِي يَصْمُدُ الْخَلَائِقُ إِلَيْهِ فِي حَوَائِجِهِمْ وَمَسَائِلِهِمْ

bahwa (maksudnya) ialah yang semua makhluk bergantung kepada-Nya dalam (pemenuhan) kebutuhan-kebutuhan dan permintaan-permintaan mereka. (Tafsir Ibn Katsir, 8/528)

Allah adalah tempat bergantung bagi segala keperluan, Dia menjadi tujuan semuanya, tidak ada satu perkarapun bakal terjadi melainkan atas izin-Nya. Ini adalah i’tiqad seorang muslim.

Hanya saja, dalam kenyataan hidup, tidak jarang ungkapan tersebut hanya sekedar pemanis di bibir saja, tidak meresap sampai ke hati.

Read the rest of this entry

Yerussalem (al Quds) Bumi yang Dijanjikan Untuk Yahudi?

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ

Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (QS. Al Maidah: 21)

Sebagian orang, ketika membaca ayat ini bertanya-tanya, apakah benar bahwa Palestina (tanah Kan’an), tepatnya al Quds/ Baitul Maqdis (Yerussalem), adalah tanah yang dijanjikan Allah untuk Yahudi, sebagaimana yang diklaim oleh Zionis Israel bahwa merekalah pewaris tanah itu?.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini.

Read the rest of this entry

Islam Moderat

Sebagaimana kata “toleran”, kata “moderat” (wasathiyyah) sering digunakan dengan makna positif untuk mensifati orang-orang yang bisa menerima hal-hal yang ‘aneh’ dalam syari’ah, seperti LGBT, pernikahan sejenis, muslimah menikah dg non muslim, membuka aurat, orang kafir menjadi penguasa dan tidak perlunya hukum syari’ah diterapkan secara formal. Sementara kelompok yang menolak hal tersebut akan dijuluki radikal, fundamentalis yang dianggap berbahaya

Parahnya, klaim tersebut kemudian dijustifikasi dengan dalil dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 143:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat yang “wasath” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Read the rest of this entry

Riya (Pamer)

Melakukan perbuatan-perbuatan hanya semata karena riya, ingin dilihat orang, tidak terkesan pada jiwa dan tidak meresapi rahasia dan hikmahnya adalah salah satu sifat pendusta agama. Allah berfirman:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

Orang-orang yang berbuat ria. (Al-Ma’un: 6)

Read the rest of this entry

Pemimpin atau Teman Setia? (Kasus Al Maidah 51)

Kemarin dapat beberapa tulisan terkait terjemah al Maidah 51, ada yang menganggap al Qur’annya dipalsukan karena di satu versi awliya diterjemahkan sebagai “pemimpin”, sementara di cetakan lain diterjemahkan sebagai “teman setia”. Lebih lanjut ini dikaitkan dengan fitnah-fitnahan lalu ngefek ke hal-hal lain.

Read the rest of this entry

Al Maidah 51

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

‘Tafsirnya’ Ahok : tidak haram memilih pemimin kafir, dia katakan: “konteksnya bukan itu. Konteksnya jangan pilih nasrani yahudi jadi temenmu, sahabatmu” [1]

Read the rest of this entry

Mustahil Kesulitan Bisa Mengalahkan Kemudahan

“Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan akan datang dan masuk ke dalamnya, lalu (kemudahan) akan mengeluarkannya”.

Membuat dan menetapkan aturan dengan berlepas dari hukum Allah, walau mungkin terlihat memudahkan banyak orang, namun pada hakikatnya telah menyusahkan kehidupan orang banyak

Read the rest of this entry

Tafsir : Meremehkan Hukum Allah Disamakan dengan Orang yang Mengingkari dan Menentangnya

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji[1] dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa". (Q.S. Al Baqarah : 63)

Read the rest of this entry

Hukum Mencela Agama Lain

Allah swt berfirman,

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (al-An’am:108).

Islam melarang kaum muslimin mencela sesembahan orang-orang kafir tanpa pengetahuan. Ketentuan ini ditujukan agar pencelaan itu tidak berakibat pencelaan balik terhadap Allah swt. Mencela kekafiran, kesyirikan, dan sesembahan-sesembahan palsu selain Allah swt adalah perkara yang hukum asalnya mubah. Akan tetapi jika pencelaan itu mengakibatkan dicelanya Allah dan kesucian kaum muslimin, maka pencelaan terhadap sesembahan-sesembahan orang-orang kafir tersebut menjadi haram dilakukan.

Read the rest of this entry

Kebobrokan Tafsir Hermeneutika

Teori hermeneutika yang lahir dari ranah budaya Yahudi dan Kristen, dipakai oleh sebagian  ‘intelektual’ sekarang sebagai metode penafsiran yg baru terhadap Al Qur’an, walhasil lahirlah hal-hal nyleneh seperti mereka membolehkan riba asal tidak berlipat-lipat, membolehkan khamr bahkan sampai homoseksual. Tulisan ini mengurai kekeliruan metode tersebut dari akarnya.

Read the rest of this entry

Inilah Islam Fundamentalis & Radikal

Akhir-akhir ini semakin gencar propaganda dari berbagai pihak untuk menjelekkan apa yang mereka sebut “Islam Fundamentalis” dan “Islam Radikal”  yang diberi label keras & intoleran kemudian dipertentangkan dengan istilah baru : “Islam Nusantara”, yang dikesankan damai, toleran. Lebih dari itu, mulai juga dikait-kaitkan dengan terorisme. Ini nampak misalnya pada 27 – 28 Juli 2010  Pemerintah mengadakan Simposium Nasional : “Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme” di Hotel Le Meridien Jakarta, ditindaklanjuti dengan adanya BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teror).

Pola seperti ini sebenarnya sudah lama, misalnya pada Februari 1992, di Munich Jerman berlangsung konferensi untuk mengantisipasi gerakan fundamentalisme (The Munich Conference on Security Policy).

Siapa sebenarnya yg mereka tuduh fundamentalis? Azyumardi Azra dan Martin E. Marty, menjelaskan cirinya: (1) oposionalisme (mengambil bentuk perlawanan  terhadap ancaman yang dipandang akan membahayakan eksistensi agama, baik yang berbentuk modernitas, sekularisasi maupun tata nilai Barat. (2)  menolak  hermeneutika. (3) menolak pluralisme dan relativisme (4) penolakan terhadap perkembangan historis dan sosiologis. … Doktrin sentral fundamentalisme adalah Islam kaffah. … Anda masuk yg mana ? 🙂

Read the rest of this entry

Hermeneutika dan Infiltrasi Kristen

Hermeneutika yang semula lahir akibat polemik teks Bible yang dianggap banyak masalah, kini, secara latah dicoba untuk mengkritik Al-Qur’an dan meragukan mushaf Usmani.

Majalah Gatra, edisi 3 April 2004 menurunkan laporan cukup panjang tentang fenomena kajian hermeneutika di kalangan perguruan Islam di Indonesia. Disebutkan, dua perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Islam Negeri Jakarta dan IAIN Yogyakarta sudah mengajarkan mata kuliah Hermenutika untuk mahasiswanya. Laporan Gatra itu menarik untuk dicermati, di tengah-tengah hingar bingar pemilu 2004. Mengapa? Sebab, fenomena ini menunjukkan, betapa lemahnya pertahanan kaum Muslim dalam aspek yang sangat strategis, yakni cara pemahaman (epistemologis) terhadap sumber utama Islam, yakni al-Quran.

Read the rest of this entry

Hermeneutika Dan Liberalisme Islam

Oleh: Amin RH

Gerakan liberalisasi pemikiran Islam yang marak akhir-akhir ini di Indonesia, sebenarnya lebih dilatar belakangi pengaruh eksternal ketimbang perkembangan alami dari dalam tradisi pemikiran Islam. Pengaruh eksternal itu dengan mudah dapat ditelusur dari trend pemikiran liberal di Barat dan dalam tradisi keagamaan Kristen. Salah satu tradisi keagamaan Kristen yang saat ini banyak digandrungi banyak kalangan – terutama penganut Islam Liberal – adalah praktek hermeneutika.

Read the rest of this entry