Category Archives: Afkar

Akar Masalah Perselisihan Abu Bakar r.a dg Fathimah r.a dan Ali r.a

Kalangan tertentu menuduh yang tidak-tidak kepada sahabat Abu Bakar terkait perselisihan beliau dengan Fathimah dan Ali radhiyallaahu ‘anhum. Berikut Riwayat Bukhari-Muslim yg menceritakan perselisihan tersebut, juga ulasannya dalam kitab ‘Umdatul Qari’, Syarh Shahih Muslim, Fathul Bary, As-Syarii’ah, sebagian juga di Hilyatul Awliyaa.

Simak 24 menitan di https://youtu.be/1r06Dbf0nZM

Lanjutannya: ▶️ Rekonsiliasi Khalifah Abu Bakar r.a dg Ali r.a https://youtu.be/j4W6VkdUVq8

Abu Bakar dan Ali dalam masalah tersebut masing-masing menjelaskan alasannya dengan obyektif, sebagian mereka mengakui keutamaan sebagian yang lain, hati mereka bersepakat untuk saling menghormati, mencintai, meskipun naluri kemanusiaannya kadang kala lebih mendominasi, namun dengan level keagamaannya, mereka mampu mengatasinya. (Fathul Baari: 7/495)

Hanya saja kalangan R*****h, mengeksploitasi persoalan yg sudah selesai ini lalu membuat narasi sendiri.

Simak juga:

▶️ Siti Fathimah r.a Dibunuh Oleh Para Sahabat? https://youtu.be/iyQw-qbXEQY

▶️ Sayyidah Khadijah r.a Agamanya Tidak Jelas? https://youtu.be/bKQmmtr56fM

▶️ Meluruskan Ide: “Semua Agama Bikinan Allah, Kita Tdk Tahu Siapa yg Selamat” https://youtu.be/mzGW5MPAaUs #MTDarulHikmahBALAS

T4liban, Imarah Islamiyyah & Monsterisasi KhiIafah

(uploadan rekaman offline)

▶️ Menyikapi Berita Taliban & Afghanistan https://youtu.be/gloQv-smdzU

▶️ Afghanistan Dalam Rebutan Para Penjajah https://youtu.be/kRynttjgcYw

▶️ Imaroh, Khilafah, Perbedaan dan Hukumnya https://youtu.be/Ig4fY7RFhlk

▶️ Buruk Kapitalisme, Khil@fah Dibelah  https://youtu.be/MjsI6fYWQQo

✍️ Slidenya: https://docs.google.com/presentation/d/1BReJEzg7IzmB35DBlqbnzjSdD0m0MXD7/edit?usp=sharing&ouid=103141811301834021782&rtpof=true&sd=true

Pandemi, Bunuh Diri & Kegagalan Ideologi Kapitalisme

▶️ Bunuh Diri Marak di Era Kapitalisme, Meningkat Saat Pandemi, Apa Akar Masalahnya? https://youtu.be/BCxFgH11BaU

▶️ Dg Ini Kebahagiaan Akan Diraih, (Sa’ad bin Abi Waqqash r.a Kehilangan Penglihatan) https://youtu.be/rKooeCD0d8M

▶️ Abu Qilabah (w. 104 H), Teladan Bersyukur, Walau Hanya Tinggal Lidah yg Berfungsi https://youtu.be/Usd9bqIz5OI

▶️ Beginilah Cara Islam Menjamin Kebutuhan Rakyat, https://youtu.be/AdyU1ibHyvk

▶️ Menjawab Trauma Terhadap Penerapan Syari’ah https://youtu.be/cLrAXVqusGE

“Mendamaikan” Wahyu Dengan Sains

Seharusnya kesimpulan wahyu dg kesimpulan sains tidaklah bertentangan. Ketika itu bertentangan, ada beberapa kemungkinan: 1) objek pembahasannya yang berbeda, atau 2) data sains atau nash wahyunya ada salah satu atau keduanya tidak valid, dan 3) penarikan kesimpulannya yang tidak tepat. Simak dengan meng klik link berikut:

(1). Mendudukkan Domain Pembahasan  https://youtu.be/Kjepo2NsZ44

(2) Validitas Data, Nash dan Penyimpulan (contoh kasus Covid)

(3) Di Masjid Tidak Ada Penularan, Benarkah?  

(4) Menjelaskan Proses Hujan sesuai IPA, Kufur?  https://youtu.be/LQ5o678w4nc

(5). Benarkah klaim bahwa menurut Alquran bumi itu datar?  https://youtu.be/WBjH0eimKIU

(6) Matahari Mengelilingi Bumi?  https://youtu.be/HQH7__5rCUI

(7). Mengapa Umat Islam Tertinggal dlm Masalah Sains?

#MTDarulHikmah #WahyuVsSains

Memahami Politik

Berpikir untuk memahami politik itu lebih sukar dari pada memahami wanita, apalagi jika sekedar dibandingkan dengan memahami matematika yang memiliki banyak teorema.

Dalam matematika, suatu teorema jika sudah terbukti lewat definisi maupun teorema sebelumnya maka dia relatif fixed, tidak berubah-ubah dan bisa digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena lain dalam persoalan matematika atau lainnya.

Sementara dalam politik, jangankan teorema, realitas yang terindra pun bisa menyimpan berbagai makna yang berbeda, bisa digiling dan digoreng sesuai selera, bisa menyasar kemana-mana tergantung berapa kuasa dan tenaga seseorang untuk menjadikannya sebagai senjata.

Read the rest of this entry

Pencerdasan & Penyadaran Politik

Salah satu perkara penting yang harus ditanamkan di tengah-tengah umat adalah kesadaran politik (al wa’yu as siyâsi). Orang yang buta politik tidak akan sadar bahwa kesulitan ekonomi, tinggi rendahnya biaya hidup, menyebar atau hilangnya penyakit masyarakat, semuanya sangat dipengaruhi oleh keputusan politik, mereka juga tidak peduli bahwa terkurasnya kekayaan umat, melemahnya nilai tukar mata uang, itu juga akibat keputusan politik, bukan semata ekonomi.

Membangun kesadaran politik memang banyak hambatannya, orang yang buta huruf relatif mudah diajari daripada orang yang buta politik, karena orang yang buta huruf biasanya merasa bahwa itu adalah kekurangan dirinya, sementara orang yang buta politik, mereka bahkan bisa bangga dengan ‘kebutaannya’ tersebut, bahkan mengajak orang lain untuk seperti dirinya.

Read the rest of this entry

Motif Hijrah Nabi

Hijrah pertama dan kedua ke Habasyah dilakukan dalam rangka menjaga diri dan agama mereka saat  tekanan, siksaan dan persekusi terhadap para sahabat kian menjadi-jadi. Berangkatlah 16 orang sahabat  pada periode pertama dan  101 sahabat pada periode kedua.

Adapun hijrahnya Nabi saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah, bukanlah sekedar untuk menyelamatkan diri dari siksaan, namun bertujuan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh (kâffah), dengan tegaknya Daulah Islam di Madinah. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa hal:

Read the rest of this entry

Kemana Engkau Gantungkan Harapan?

 

اللَّهُ الصَّمَدُ

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al-lkhlas: 2)

Tentang maksud ayat ini, Ikrimah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas r.a:

يَعْنِي الَّذِي يَصْمُدُ الْخَلَائِقُ إِلَيْهِ فِي حَوَائِجِهِمْ وَمَسَائِلِهِمْ

bahwa (maksudnya) ialah yang semua makhluk bergantung kepada-Nya dalam (pemenuhan) kebutuhan-kebutuhan dan permintaan-permintaan mereka. (Tafsir Ibn Katsir, 8/528)

Allah adalah tempat bergantung bagi segala keperluan, Dia menjadi tujuan semuanya, tidak ada satu perkarapun bakal terjadi melainkan atas izin-Nya. Ini adalah i’tiqad seorang muslim.

Hanya saja, dalam kenyataan hidup, tidak jarang ungkapan tersebut hanya sekedar pemanis di bibir saja, tidak meresap sampai ke hati.

Read the rest of this entry

Cinta Tanah Air: Antara Iman dan Nafsu

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الإِيمَانِ

“cinta tanah air merupakan bagian dari keimanan”

Ungkapan ini sering digunakan sebagai senjata oleh kaum sekuler untuk menikam perjuangan umat dalam menegakkan syari’ah Allah swt. Framing mulai “tidak memiliki rasa cinta kepada negara” hingga tuduhan yang lebih keji: “ingin menghancurkan negara”, kerap dilontarkan dan dibumbui ‘dalil’ ini.

Ada enam hal yang perlu difahami terkait ungkapan yang sering disebut sebagai hadits tersebut.

Pertama: Hadist di atas adalah hadist maudhu’ (palsu), sebagaimana diungkapkan Imam as Shoghôny (w. 650 H)[1], dan ‘laa ashla lahu’ (tidak ada ashl nya) menurut para huffadz[2].

Read the rest of this entry

Serius dalam Beragama

Sebagian orang merasa bahwa beragama itu cukuplah dengan sholat, zakat, sedekah, puasa, memperbanyak dzikir, berlaku baik pada keluarga, tidak perlu ‘neko-neko’ (macam-macam), ‘mengurusi’ persoalan politik, menjelaskan kedzaliman yang terjadi agar masyarakat tidak terjatuh kedalamnya, apalagi ngaji masalah negara, ekonomi nasional, dll.

Ungkapan tersebut bisa mencerminkan ketidaktahuannya, atau bisa juga mencerminkan kesembronoan dalam beragama, merasa enteng saja memikul amanah agama ini, merasa bahwa dosa-dosa terkait politik, ekonomi, sosial, dll adalah enteng. Padahal shahabat Ibnu Mas’ud r.a berkata:

إِنَّ الـمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya. Dan seorang fajir memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya) untuk mengusir lalat tersebut). (Diriwayatkan al Bukhory dan Muslim).

Read the rest of this entry

Khilafah: Wajib Tunggal Atau Boleh Lebih Dari Satu?

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi, S.Si, MSI

Khilafah telah menjadi pembicaraan publik di Indonesia akhir-akhir ini, baik pada level pemerintah maupun level masyarakat dengan berbagai segmennya. Seorang tokoh ormas Islam pun kemudian melontarkan ide “Khilafah Nasionalis”, sebagai lawan dari “Khilafah Internasionalis” yang ditolaknya tanpa alasan syar’i. Ide “Khilafah Nasionalis” nampaknya dimaksudkan untuk mengkrompomikan dua ide yang bertentangan (kontradiktif), yaitu Khilafah sebagai ajaran Islam di satu sisi, dengan ide negara-bangsa pada sisi lain. Read the rest of this entry

Pandangan Al-Muhaddits Dr. Mahmud Sa’id Mamduh Tentang Al-Syaikh Taqiyuddin Al-Nabhani dan Hizbut Tahrir

Sebagian orang, karena merasa ber’ilmu, lalu memandang rendah Syaikh Taqiyuddin an Nabhani dan Hizbut Tahrir, padahal kalau mau berkaca sedikit saja, dan melihat bahwa Syaikh Taqiyuddin an Nabhani adl juga lulusan al Azhar setingkat Doktor dalam masalah Qadha (peradilan), tentu tidak akan gegabah melecehkan beliau dan apa yg beliau dakwahkan…. namun ya begitulah, kadang mata bisa mengingkari terangnya matahari, bukan krn mataharinya yg tidak bersinar atau tertutup awan, namun karena matanya yang sakit.

Read the rest of this entry

Serius dalam Beraktivitas

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (QS. Al Qiyamah : 36)

Ayat ini, walaupun bentuknya adalah pertanyaan, namun maknanya adalah pengingkaran bahwa tidaklah manusia diciptakan lalu dibiarkan hidup seenaknya, tanpa ada perintah dan larangan dari Allah SWT yang harus ditaatinya. Aktivitas apapun yang dilakukan manusia, pasti ada perintah dan larangan (hukum) Allah atas aktivitas tersebut.

Read the rest of this entry

Islam Moderat

Sebagaimana kata “toleran”, kata “moderat” (wasathiyyah) sering digunakan dengan makna positif untuk mensifati orang-orang yang bisa menerima hal-hal yang ‘aneh’ dalam syari’ah, seperti LGBT, pernikahan sejenis, muslimah menikah dg non muslim, membuka aurat, orang kafir menjadi penguasa dan tidak perlunya hukum syari’ah diterapkan secara formal. Sementara kelompok yang menolak hal tersebut akan dijuluki radikal, fundamentalis yang dianggap berbahaya

Parahnya, klaim tersebut kemudian dijustifikasi dengan dalil dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 143:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat yang “wasath” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Read the rest of this entry

Sosialisme/Komunisme dan Pertentangannya dengan Islam

Sosialisme termasuk komunisme memang telah ‘mati’ dan hilang dominasinya dalam kehidupan, namun sebagai pemikiran ideologi, selama masih ada orang-orang yang mengemban dan memperjuangkannya, dia masih memiliki potensi untuk ‘hidup’ kembali. Oleh karena itu, kajian terhadap sosialisme termasuk komunisme tetaplah penting untuk mematikan sisa-sisa ‘nyawa’ yang masih menggeliat mencari celah-celah dan kesempatan untuk bangkit kembali.

Read the rest of this entry