Category Archives: Kisah & Motivasi

Tamyiz bin Abdullah bin Shalih (1937 – 1999 M)

Beliau bukan orang besar, baik besar dalam pengertian fisik maupun maknawi. Badannya kecil dan kurus, pekerjaannya juga petani kecil yang menggarap sawah dan kebun hanya dengan berbekal cangkul, mengangkut hasil kebun dengan pikulan. Hingga akhir hayat beliau, sepeda motorpun beliau tidak punya.

Dari sisi pendidikan, beliau hanya tamatan SR (setingkat SD). Pendidikan agama juga hanya diperoleh secara non formal; ngaji ke Kyai Misbah Zainul Musthafa, Bangilan, Tuban saat itu sebelum akhirnya pindah ke Tanah Laut dalam program Transmigrasi tahun 1976.

Dengan segala kekurangan beliau, baik secara akademik, keilmuan maupun ekonomi, ada beberapa hal yang mungkin patut diteladani, khususnya oleh anak cucu beliau, yang mungkin karena hal-hal tersebutlah Allah bermurah hati mendidik dan memelihara anak-anaknya, hingga Allah jadikan anak-anak beliau orang-orang yang menegakkan shalat dan menjauhi dosa-dosa besar, jangankan mabuk dan narkoba, merokokpun tidak. Read the rest of this entry

Pengembara Ilmu

imageSeorang ibu berkata kepada suaminya: “Nanti xxx (nama anaknya) tidak usah sekolah jauh-jauh ya, kan bisa saja belajar di sini-sini saja.” Suaminya terdiam berfikir sejenak, lalu berkata, “orang-orang besar, mereka tidak ngendon dari lahir sampai mati di tempat kelahirannya saja”.

***

Imam Al-Bukhari yang lahir di Bukhara (sekarang Uzbekistan), beliau mengembara hingga ke Khurasan, lalu ke Baghdad lalu Bashrah (Iraq), lalu Damaskus, al-Quds, lalu Fusthat (Kairo Lama), lalu Madinah, lalu kembali ke Bukhara dan wafatnya di Samarkand.[1] Tujuh kota dari berbagai negara saat ini yang beliau kunjungi dalam menuntut ilmu, padahal saat itu alat transportasi tidak semudah saat ini.

Imam Muslim, dari Khurasan ke Bashrah, Madinah, Makkah, Tabuk, Fusthat, Damaskus, Iraq, Thibristan, lalu kembali ke Khurasan. [2]

Betul, di zaman sekarang, untuk sekedar memperoleh pengetahuan saja, dengan sekedar duduk di rumahpun bisa mengakses pengetahuan dari berbagai penjuru dunia. Namun ada satu hal yang tidak bisa diperoleh jika hanya berkutat di rumah saja, yakni kerasnya usaha dan berbagai kesulitan saat jauh dari orang tua. Karena itulah Imam Al-Syafi’i (w. 204 H) pernah ber sya’ir:

سافر تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ *** وَانْصِبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ

“Berpergianlah, akan kau temukan pengganti yang telah engkau tinggalkan *** berusahalah, sungguh kenikmatan hidup itu ada pada kerasnya usaha.”

إني رأيتُ وقوفَ الماء يفسدهُ ***إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ

Sungguh aku melihat berhentinya air (tidak mengalir) akan merusaknya (menjadi kotor) *** jika dia mengalir maka akan bersih, jika tidak mengalir tidak akan bersih.”

والأسدُ لولا فراقُ الأرض ما افترست *** والسَّهمُ لولا فراقُ القوسِ لم يصب

Seekor singa jika tidak meninggalkan buminya (mengembara) tidaklah (akan bisa) menangkap (mangsa) *** dan anak panah jika tidak meninggalkan busurnya tidak akan bisa mengenai (sasaran).”[3]

Al-Hafidz Ibnu Hajar menceritakan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya:

رجل يطلب العلم يلزم رجلا عنده علم كثير أو يرحل؟

“Mana yang lebih utama antara seseorang yang mulazamah kepada orang yang memiliki banyak ilmu, ataukah rihlah (bepergian dalam rangka menuntut ilmu).?”

Maka beliau menjawab:

يرحل، يكتب عن علماء الأمصار، فيشام الناس ويتعلم منهم

“(Lebih afdhal) rihlah, dia menulis (menuntut ilmu) dari banyak ulama berbagai negeri, lalu dia bergaul, mengenal, meneliti dan mengungkap banyak hal terkait manusia dan belajar dari mereka.”[4]

Betul, orang tua normalnya sayang anak, tidak ingin berpisah jauh dari anak-anaknya, namun harusnya rasa sayang dan keinginan bersama tersebut di’upgrade’ levelnya; sayang kalau anak-anak tidak mendapatkan pengalaman yang lebih dalam menuntut ilmu dan keinginan bersama kelak di akhirat dalam naungan kasih sayang Allah Ta’ala. Allahu A’lam. [MTaufikNT]


Baca Juga:

[1] Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Hadîts al-Nabawi, Cet. V. (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2005), hlm. 11.

[2] Ibid., hlm. 12.

[3] Muhammad bin Idris al-Syâfi’i, Dîwân Al-Syâfi’i (Kairo: Maktabah Ibnu Sina, tt), hlm. 25-26.

[4] Abd al-Fattâh Abu Ghuddah, Shafahât Min Shabri Al-Ulama, Cet. II. (Halb: Maktab al-Mathbû’ât al-Islamiyyah, 1974), hlm. 19-20: قال ابن الأثير في ([النهاية]): ([يقال: شاممت فلاناً إذا قاربته وتعرفت ما عنده بالاختبار والكشف، وهى مفاعلة من الشم، كأنك تشم ما عنده ويشم ما عندك، لتعملا بمقتضى ذلك]). انتهى.

Abi Bohong

“Abi bohong”, kata Daud (5 tahun) ketika saya tiba di rumah. ‘Abi’ dalam bahasa Arab artinya ‘bapakku’, mirip dengan panggilan ‘Abah’ yang dalam bahasa Arab bermakna ‘bapaknya’.

Apa penyebabnya? Tidak lain adalah karena pamannya yang menjemputnya pulang sekolah, tidak jadi saya jemput sendiri. Alasan bahwa jadwal kuliah molor sehingga tidak sempat lagi untuk menjemput tidak bisa dicerna oleh pikirannya.

Walaupun kenyataannya tidak berbohong, melainkan ada udzur yang menyebabkan tidak sempat lagi menjemput, tetap saja orang tua perlu hati-hati ketika ‘menjanjikan’ sesuatu kepada anak kecil. Jika kurang hati-hati berbicara, akan ter’framing’ dalam jiwa anak bahwa berbohong adalah hal yang lumrah karena orang tuanya mencontohkan yang demikian. Ini terkait hal yang belum bisa dicerna oleh nalar anak bahwa itu bukan kebohongan.

Read the rest of this entry

Belajar Tidak Ada Ruginya

Ketika sudah belajar beberapa lama namun tidak juga kunjung mengerti dan mencapai hasil seperti apa yang diinginkan, sebagian orang merasa bahwa upayanya tidaklah berguna, sia-sia belajar kata mereka, lalu mereka berhenti.

Padahal, masalah mau faham atau tidak, disamping itu ada usaha manusia, namun Allah juga yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pelajaran. Lebih dari itu, sekalipun tidak ada satu katapun yang difahami/dihafal dalam majlis ‘ilmu, hadir dan belajar tetaplah mendapatkan kemuliaan.

Imam Abu Laits (w. 373 H) dalam Tanbîh al-Ghâfilîn h.439 menyatakan:

Read the rest of this entry

‘Abbad bin Bisyr: Tidak Terlena dg Kenikmatan Ibadah

Saat perjalanan pulang dari Perang Dzat ar-Riqa’, Rasulullah SAW dan kaum Muslim kemudian memutuskan menginap di suatu tempat. Rasul menunjuk beberapa orang untuk berjaga bergantian, diantara mereka adalah ‘Ammar bin Yasir dan ‘Abbad bin Bisyr r.a.
‘Abbad melihat bahwa ‘Ammar sedang kelelahan, kemudian beliau meminta agar ‘Ammar tidur lebih dahulu. Setelah memeriksa tempat di sekitarnya, dan terlihat aman, ‘Abbad bangkit untuk menunaikan shalat tahajud. Ketika sedang berdiri menuntaskan surah di rakaat pertama, tubuhnya terkena anak panah. Ia mencabut anak panah itu dan melanjutkan bacaannya.

Read the rest of this entry

‘Amr bin Hisyâm, Sang Bapak Kebodohan (Abu Jahal) *)

Sebelum Islam datang, ‘Amr bin Hisyâm (570 – 624 M) adalah orang yang dikenal kebijaksanaan dan kecerdasannya. Dalam usia yang masih muda, para tetua Quraisy sudah sering meminta bantuannya dalam menghadapi masalah, oleh karena itu ia dikenal dengan sebutan Abul Hakam (Bapak Kebijaksanaan).

Hanya saja, semua itu berubah ketika Islam datang, kecerdasan otaknya tidak digunakan untuk membela Islam, bahkan sebaliknya, digunakan untuk memutarbalikkan fakta dalam rangka menentang kebenaran Islam. Kedudukan dan reputasinya yang sudah tinggi menghalangi dia untuk menerima Islam, ajaran yang bakalan memposisikan manusia sederajat, hanya dibedakan oleh ketaqwaannya.

Read the rest of this entry

Al Walid, Sirnanya Kemuliaan Ketika Menghadang Dakwah

Al Walid bin al Mughirah adalah salah seorang tokoh utama, hakim dan salah satu pemimpin kaum Quraisy di Makkah. Dia juga seorang yang cerdas, sebelum Islam datang, akalnya telah membuatnya sadar bahwa khamr itu tidak pantas diminum oleh pria terhormat. Karena itu, dia mengharamkan khamr untuk dirinya, dan bahkan dia memukul anaknya yang bernama Hisyam karena anaknya itu meminum khamr.

Al Walid bin al Mughirah pula yang berkata kepada kaum Quraisy yang sedang membangun kembali Ka’bah yang sempat rusak karena banjir, dengan perkataan yang baik:

يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ لَا تُدْخِلُوا فِي بُنْيَانِهَا مِنْ كَسْبِكُمْ إِلَّا طَيِّبًا. لَا يَدْخُلُ فِيهَا مَهْرُ بَغِيٍّ وَلَا بَيْعُ رِبًا، ولا مظلمة أحد من النَّاس

Hai kaum Quraisy, janganlah menyertakan ke dalam pembangunan Ka’bah ini (harta) dari hasil kerja kalian kecuali (harta) yang baik. Janganlah memasukkan dana dari hasil prostitusi, riba, dan (harta hasil) kezaliman kepada orang lain.” (Al-Bidâyah wan-Nihâyah, 2/386).[1]

Read the rest of this entry

Andai Dakwah Itu Wajib Idzin

Andai dakwah itu wajib idzin, mungkin Islam tidak akan sampai ke negeri kita, karena Rasulullah saw bukan saja tidak diidzinkan dakwahnya, bukan hanya dihalang-halangi, namun juga dianiaya bahkan mau dibunuh.

Andai meyakini sesuatu itu wajib idzin, tentu tukang sihir yang melawan Nabi Musa juga tidak akan bisa beriman, setelah sebelumnya melihat mu’jizat Nabi Musa a.s.

Read the rest of this entry

Empat Puluh Tahun

Usia 40 tahun adalah usia ‘kematangan’ seseorang, jika tidak berhati-hati dan sering mengevaluasi diri, bisa jadi kerugian yang akan terjadi; kematian keburu menghampiri saat lalai dalam mempersiapkan diri. Imam Al Ghazali dalam Ayyuhal Walad memberi nasehat kepada salah satu muridnya:

وَمَنْ جَاوَزَ الْأَرْبَعِينَ وَلَمْ يَغْلِبْ خَيْرُهُ شَرَّهُ فَلْيَتَجَهَّزْ إِلَى النَّارِ

Dan barangsiapa yang usianya sudah mencapai 40 tahun namun kebajikannya tidak melebihi dosanya maka bersiap-siaplah ia masuk neraka.

Read the rest of this entry

Imam Ahmad Menghadapi Penyebar Hoax

Imam al Qurthubi dalam tafsirnya menceritakan bahwa suatu ketika Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Yahya bin Ma’in rahimahulloh sholat di masjid Rushofah. Tiba-tiba ada seorang tukang cerita yang berdiri selepas sholat, lalu ia berkata : “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in, keduanya berkata : “Telah menceritakan kepada kami Abdurrozzaq dari Ma’mar dari Qotadah dari Anas bin Malik berkata : “Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang mengatakan Laa Ilaaha Illalloh, maka Alloh akan menciptakan dari satu kalimat itu seekor burung yang paruhnya terbuat dari emas sedangkan bulunya dari batu permata,” kemudian dia terus bercerita….

Mendengar itu Imam Ahmad bin Hanbal saling menatap dengan Yahya bin Ma’in. Yahya bin Ma’in bertanya : “Engkau menceritakan kepadanya hadits itu?”

Imam Ahmad menjawab: “Demi Allah, saya belum pernah mendengarnya kecuali saat ini.” Read the rest of this entry

Balas Dendamnya Para ‘Ulama

Kita sering mendengar nasihat dari para ‘ulama agar kita menghindari membalas perlakuan yang tidak mengenakkan, menghiasi diri dengan sifat pemaaf dan meninggalkan upaya balas dendam. Namun kalau kita membaca biografi para ‘ulama, diantara mereka ada yang melakukan ‘balas dendam’, al Imam al Hasan al Bashri misalnya.

Read the rest of this entry

Yuk, Hadiri RPA (Rapat & Pawai Akbar) 1436 H, Banjarmasin 14 Mei 2015

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (QS Thaha: 124)

Dulu, sekarang dan sampai kapanpun, setiap penyimpangan dan pengabaian aturan Sang Pencipta pasti akan menyebabkan kerusakan, bencana dan sempitnya hidup.

Read the rest of this entry

Imam Ibnul Jauzy Rahimahullah (w. 597 H)

Nama lengkap beliau adalah ‘Abdurrahman bin Abil Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ubaidillah al-Qurasyi. Kakeknya terkenal dengan sebutan Ibnul Jauzi (anak kelapa), karena kelapa yang ia miliki di Wasith, di mana di sana sama sekali tidak ada kelapa selain milik beliau.

Read the rest of this entry

Pencuri Teriak Pencuri

Kita sering memandang rendah, menyalahkan, memberikan komentar miring, mencemooh pendapat, penilaian atau  gagasan orang lain. Sementara sebetulnya kadang kita tidak tahu betul permasalahannya, kisah berikut sekedar ilustrasi bahwa sangat mungkin kitalah sebenarnya yang layak dicemooh. (tulisan lama, lupa sumbernya)

Read the rest of this entry

Sampai Kapan Engkau Akan Terus Bermaksiat?, Bilakah Engkau Akan Kembali?

Wahai manusia, sampai kapan engkau akan terus bermaksiat?, Bilakah engkau akan kembali?

Tubuhmu penuh dengan kelalaian dan hatimu kosong dari ketakwaan.

Kausia-siakan masa muda dalam kealpaan. Sementara saat tua kau hanya menangisinya.

Read the rest of this entry