Khutbah Jum’at : Memuliakan Tamu

Oleh : M. Taufik N.T          download pdfnya disini

الحمد لله الذي إياه نعبد وله نصلي ونسجد وإليه نسعى ونحفد، نرجو رحمته ونخشى عذابه إن عذابه الجدّ بالكفار ملحق.. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده.. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد النبي العربي الأمين الذي فتح الله به أعيناً عمياً وآذاناً صمًّا وقلوباً غلفاً وأخرج به الناس من الظلمات إلى النور.. صلاة وسلاما دائمين عليه إلى يوم البعث والنشور وعلى آله الطـيّـبـيـن الأطهار وأصحابه الأبرار ومَن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.. أما بعد… فيا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما.

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Dari mimbar yang agung ini saya menyeru diri saya dan saudara-saudara sekalian untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT dalam gerak dan diam kita, di setiap saat dan waktu dengan benar-benar taqwa. Taqwa dalam arti menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, baik dalam kondisi susah maupun senang.

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Sungguh salah satu perintah Allah adalah memuliakan tamu, tanpa memandang agama mereka. Imam muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah menjamu seorang tamu yang kafir, beliau meminta diperahkan susu kambing untuk digunakan menjamu tamu tsb[1]. Bahkan Imam Bukhory dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah memuji Abu Thalhah yang memberi makan tamunya namun Abu Thalhah dan istrinya tidak makan malam itu karena makanannya hanya cukup untuk tamu, Rasulullah menyatakan : Allah SWT benar-benar kagum malam itu terhadap perbuatan kalian berdua."

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Disisi lain Islam juga mengajarkan untuk bersikap tegas kepada musuh yang telah membunuh dan melakukan kedzaliman kepada manusia, apalagi kepada saudara se-iman. Ketika perjanjian hudaybiyyah – yang berisi gencatan senjata selama 10 tahun berlangsung, Bani Bakr menjadi sekutu Quraisy sedang Bani Khuza’ah menjadi sekutu Nabi.

Akan tetapi, ketika kafir Quraisy menyangka umat Islam sedang lemah, mereka memprovokasi Bani Bakr untuk menyerang Khuza’ah, mereka mengirimkan bantuan personil dan senjata pada Bani Bakr. Bani Bakr melakukan serangan mendadak di malam hari pada Bani Khuza’ah.

Amru Bin Sâlim yang selamat dari serangan tersebut mengadu kepada Rasulullah, diantara aduannya ditulis oleh Al Hafidz al Baihaqi dalam Sunan Ash Shugro:

اللَّهُمَّ إِنِّي نَاشِدٌ مُحَمَّدَا – حِلْفَ أَبِينَا وَأَبِيهِ الأَتْلَدَا … فَانْصُرْ رَسُولَ اللَّهِ نَصْرًا أَعْتَدَا – وَادْعُ عِبَادَ اللَّهِ يَأْتُوا مَدَدَا … إِنَّ قُرَيْشًا أَخْلَفُوكَ الْمَوْعِدَا – وَنَقَضُوا مِيثَاقَكَ الْمُؤَكَّدَا … هُمْ بَيَّتُونَا بِالْوَتِيرِ هُجَّدَا – فَقَتَلُونَا رُكَّعًا وَسُجَّدَا

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada Muhammad – Sekutu orang tua kami dan orang tuanya dulu … Tolonglah (kami) dengan pertolongan yang tidak terkira – Panggillah hamba-hamba Allah agar mereka datang sebagai bala bantuan … sesungguhnya Quraisy telah menyelisihi janji – dan merusak perjajian yang kuat dengan mu … Mereka (menyerang kami) pada waktu malam di Al-Watir[2] (saat kami) Tahajjud – Dan membunuh kami ketika kami ruku’dan sujud

Rasulullah menyatakan :

نُصِرْتَ يَا عَمْرُو بْنَ سَالِمٍ

Engkau (pasti) akan ditolong wahai ‘Amru bin Sâlim.

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Abu Sufyan, pemimpin kafir Quraisy dan mertua Rasulullah, merasa khawatir akibat tindakan pembunuhan terhadap muslim khuza’ah, ia pergi mau menemui Rasulullah s.aw, sebelumnya ia menemui anaknya, Ummu Habibah, istri Nabi. setelah masuk rumah, Abu Sufyan ingin duduk di atas tikar, namun tiba-tiba tikar tersebut dilipat oleh Ummu Habibah, dia bertanya dengan penuh keheranan,"Wahai putriku, aku tidak tahu, apakah engkau lebih sayang kepadaku dari pada tikar itu, atau lebih sayang tikar itu dari pada aku?" Beliau r.a menjawab, ini adalah tikar Rasulullah, sedangkan engkau adalah orang musyrik, aku tidak suka engkau duduk di atas tikar Rasulullah." Abu Sufyan berkata, "Demi Allah, engkau akan menemui hal buruk sepeninggalku nanti."

Ummu Habibah menjawab, "Bahkan semoga Allah memberikan hidayah kepadaku dan Anda, wahai ayah, pemimpin Quraisy, apa yang menghalangimu masuk Islam? Engkau menyembah batu yang tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar." Abu Sufyan kemudian pergi dengan marah.

Kemudian ia pergi menemui menantunya, yakni Rasulullah SAW, dan berbicara kepadanya, namun Rasulullah tidak menghiraukannya. Kemudian ia pergi menemui Abu Bakar agar membujuk Rasulullah supaya mau berbicara dengannya, Abu bakar menjawab: “aku tidak bisa melakukannya”, kemudian ia mendatangi Umar bin Khattab ra. dan meminta Umar membantunya, Umar menjawab:

أأنا أشفع لكم إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ فوالله لو لم أجد إلا الذر لجاهدتكم به

apakah aku harus membantu engkau dari Rasulullah SAW?, demi Allah seandainya aku tidak memiliki senjata selain debu, sungguh aku akan (tetap) memerangi kalian. Kemudian ia mendatangi Ali bin Abi Thalib, kemudian sahabat yang lain tetapi mereka menolak Abu Sufyan, akhirnya Abu Sufyan kembali ke Makkah dengan tangan hampa. [HR Al Baihaqi, dalam Dalâilun Nubuwwah no. 1757, Ibnu Hajar Al Asqalaniy, Fathul Baari, j. 12/hal 87, Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyyah 5/50 (Maktabah Syâmilah)]

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

Inilah sikap mulia yang seharusnya kita contoh. Yang bisa menempatkan kapan seseorang dianggap tamu yg harus dimuliakan, dan kapan seseorang tidak boleh dimuliakan.

Sungguh sangat jauh dari sifat taqwa jika kita menghinakan orang yang seharusnya dimuliakan dan justru memuliakan orang yg seharusnya dihinakan. Sangat ironis ketika tanah saudara-saudara kita di Palestina dirampas, penduduknya dibunuh dan dilecehkan kehormatannya, namun kita justru menyambut hangat penyokong utama perampas tersebut. Akankah kita menyambut hangat kehadiran penjajah yang telah menguras kekayaan negeri ini, mulai gas di Arun sampai emas di Papua? Akankah kita menyambut hangat penjajah yang telah menyokong pembunuhan jutaan muslim Iraq dengan alasan kebohongan bahwa disana ada senjata pemusnah massal? Kalau Abu Sufyan yang datang untuk minta ma’af dan melanjutkan perdamaian dengan Rasulullah saja tidak dihiraukan oleh Rasul, akankah kita menyambut hangat orang yang tangannya masih berlumuran darah saudara kita, dan datang bukan dalam rangka minta ma’af?

Sungguh, kalaupun alasan kita krn ekonomi, maka sesungguhnya Amerika saat ini kondisinya lebih parah dari Indonesia, utangnya di atas 90% dari PDB[3], utang luar negeri Amerika saja sudah 13 trilyun dolar AS[4], sekitar 60 kali lipat utang Indonesia, 50 juta orang Amerika tidak mampu membayar makanan yang cukup di tahun 2009 [5].

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk bersikap sesuai tuntunan Allah swt.

من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان

Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan mencegah karena Allah maka telah sempurna imannya. (HR. Abu Dawud, dg sanad shahih)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْاَنِ الْعَظِيم، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الحَْكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمَْ – لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

أَمَّا بَعْدُ؛ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. أَللّهُمَّ اَعِزِّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ وُلاةَ المُسْلِمِيْنَ وَألِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَ حُ الإسْلامِ وَالمُسْلِمِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 
Baca Juga:

[1] Hadist No – 3843

[2] Nama tempat

[3] Produk Domestik Bruto

[4] http://internasional.kompas.com/read/2010/10/22/11494356/Muka.Buruk.Cermin.Dibelah

[5] http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/amerika-segera-menjadi-negara-dunia-ketiga.htm, diakses 16/9/2010

Posted on 4 November 2010, in Khutbah Jum'at, Kritik Pemikiran, Syari'ah. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar